Operasi Bom Castle Bravo



Daya ledak sebuah senjata nuklir (dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan yield) adalah jumlah energi yang dilepaskan ketika sebuah senjata nuklir diledakkan yang dirumuskan setara dengan massa trinitrotoluene (TNT) dalam kiloton (ribuan ton TNT) atau megaton (jutaan ton TNT), tetapi kadang-kadang ditulis juga dalam terajoule atau TJ (1 kiloton TNT = 4,184 TJ). Dikarenakan jumlah energi yang dilepaskan ledakan TNT dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor maka sebuah konvensi disetujui untuk satu kiloton TNT sama dengan 10^{12} kalori, yang secara kasar sama dengan energi yang dilepaskan oleh ledakan dari seribu ton TNT.

Operasi Bom Castle Bravo




Castle Bravo adalah code name yang diberikan kepada bom hidrogen termonuklir pertama buatan Amerika Serikat berkekuatan 15 megaton ini. Bom ini diledakkan pada tanggal 1 Maret 1954 di Bikin Atollm Marshal Islands sebagai bagian dari pengujian Operation Castle. Sampah radioaktifnya menjadi uji efek negatif radiasi rahasia yang mencemari populasi di sekitar lokasi pengujian termasuk kru dari kapal Jepang Daigo Fukuryƫ Maru ("Lucky Dragon No. 5") dan menuai kritik keras dunia internasional akibat resiko atmosferik termonuklirnya. Kekuatan ledak bom ini ekuivalen dengan 1200 kali kekuatan ledakan bom atm yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945 dalam Perang Dunia II.

Bom ini menggunakan deuteride untuk tahap fusi-nya dan tidak menggunakan cryogenic liquid seperti sebelumnya dalam project Ivy Mike yang menghasilkan bom dengan fisik sebesar bangunan kantor kecil dan sangat tidak praktis digunakan dalam perang. Dengan menggunakan bahan baru ini Castle Bravo merupakan bom fusi pertama buatan Amerika Serikat yang praktis dan deliverable.

Bom ini menggunakan alumunium untuk casing-nya, tidak seperti besi baja yang digunakan Ivy-Mike. Di dalam casing silindernya tertanam silinder yang lebih kecil yang berisikan bahan fusi lithium deuteride (sekunder) dengan sebuah bom atom fisi pada sebuah bagian akhirnya. Bekerja di dalam bagian sekundernya adalah sebuah sebuah batang plutonium silindris (untuk pengapian/sparkplug), yang digunakan untuk memicu raksi fusi. Melingkupi rangkaian ini adalah sebuah tamper uranium alam.; ruang antara tamper dan casing membentuk sebuah terowongan radiasi untuk menuntun X-rays dari bagian primer ke sekunder. Gunanya X-rays di sini adalah untuk meng-compress bagian sekundernya, meningkatkan density dan temperatur deuterium ke level yang mengkondisikan reaksi termonuklir, dan meng-compress sparkplug untuk memicu kondisi supercriticality.

Bom ini mempunyai berat 10,7 ton dengan panjang 4,6 meter dan lebar 1,4 meter dan ditempatkan di kedudukannya di sebuah pulau buatan di atas karang di lepas pantai Namu Island, Bikini Atoll.

Saat diledakkan, dalam sedetik tercipta bola api dengan diameter seluas 7 km. Bola api ini terlihat di Kwajalein atoll, 450 km dari ground zero. Ledakannya meninggalkan kawah selebar 2km dan dalam 75 meter. Awan cendawan-nya mencapai ketinggian 14 km dan diamter hingga 11km dalm waktu semenit. Dalam waktu kurang dari 10 menit meluas hingga ketinggian 40km dan diameter 100km (meluas 6km permenitnya). Akibatnya wilayah awan seluas 7000 mil di lautan Pasifik terkontaminasi termasuk pulau-pulau kecil seperti Rongerik, Rongelap dan Utirik.

Operasi Castle Bravo, demikian uji coba itu disebut, menghasilkan ledakan yang tidak disangka sebelumnya oleh para peneliti yang terlibat, 1 Maret 1954. Dentuman bom ini menghasilkan kawah berdiameter nyaris dua kilometer dengan kedalaman 0,07 kilometer.

Hanya dalam waktu semenit, ledakan ini menimbulkan awan jamur yang mencapai ketinggian 15 kilometer. Angka ini bertambah menjadi 30 kilometer dalam waktu dua menit. Awan jamur ini mencapai puncak ketinggian di angka 40 kilometer dalam tempo enam menit.

Sedangkan sebagai dampak lingkungan, salah satu atol di wilayah itu menguap total, menghilang di kelebatan awan jamur. Dari korban manusia dilaporkan adanya paparan radiasi terhadap kru kapal AS yang berada 48 kilometer dari ground zero.

Post a Comment