Ada sesuatu yang unik dari sebuah kampung yang terletak di kota Flores.
Kampung Di Atas Awan, Kenapa bisa dinamakan kampung Di Atas Awan?.
Kampung Wae Rebo atau dijuluki Kampung Di Atas Awan, Merupakan sebuah
perkampungan unik nan eksotis yang letaknya di atas ketinggian dan jauh
dari keramaian. Kampung Wae Rebo terletak di Desa Manggarai tua, dan
berada di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut, daerah
terpencil di Pedalaman Manggarai, tepatnya di desa Satar Lenda,
Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai Barat Flores, tetangga
langsung ke Taman Nasional Komodo. Perjalanan menuju kampung ini dapat
ditempuh selama 4 jam perjalanan dari Ruteng (desa yang terdekat),
dengan berjalan kaki dengan medan yang mendaki bukit.
|
Mbaru Niang Rumah adat penduduk Wae Rebo (Foto: http://indonesia.travel) |
Keberadaan kampung ini sangat terpencil dan tersembunyi di atas
pegunungan. Bahkan banyak penduduk sekitar belum mengetahui keberadaan
kampung ini. Wisatawan lokal pun mungkin masih banyak yang belum
mengetahui akan keberadaan kampung yang eksotis ini. Rata-rata yang
berkunjung ke kampung ini adalah wisatawan mancanegara seperti wisatawan
Belanda, Perancis, Jerman, hingga Amerika dan beberapa negara Asia.
Mereka semua menyatakan kekaguman atas keindahan pemandangan di sekitar
kampung wae rembo ini.
Ada yang unik dari kampung Wae Rebo ini. Dikampung ini dari pertama kali
ada hanya terdapat 7 rumah, tidak lebih dan kurang. Rumah adat kampung
Wae Rebo dinamakan Mbaru Niang, rumah yang memiliki bentuk seperti
kerucut dengan tinggi sekitar 15 meter dan terbuat dari daun lontar atau
rumbia. Mbaru Niang atau rumah adat ini dibangun dengan memiliki 5
lantai. Lantai pertama di beri nama Lutur, merupakan tempat tinggal yang
punya rumah. Tempat ke-dua diberi nama Lobo, merupakan tempat menyimpan
bahan makanan dan barang. Tempat ketiga dinamakan Lentar, merupakan
tempat menyimpan benih jagung dan bibit tanaman. Tempat ke-empat
dinamakan Lempa Rae, tempat menyimpan stock cadangan makanan dikala
panen gagal karena kendala cuaca. Tempat ke-lima dinamakan Hekang kode,
merupakan tempat menyimpan sesajian bagi para leluhur.
Di dusun tradisional Wae Rebo ini hanya memiliki satu klan (marga) saja
berbeda dengan dusun tradisional lainnya yang memiliki lebih dari satu
klan (marga). Ada yang unik dari warga masyarakat dusun Wae Rebo ini,
yaitu mereka dilarang memakan satu binatang yang sangat dikeramatkan,
yaitu musang. Menurut tetua adat masyarakat Wae Rebo, Musang termasuk
hewan yang berteman dengan leluhur mereka saat pertama kali datang ke
Wae Rebo. Oleh karena itu mereka mempercayai bahwa Musang adalah bagian
dari leluhur mereka.